oleh:
Niccolo Machiavelli
PADA cerita-cerita lama dalam sejarah
Florentine orang mungkin membaca tentang seseorang yang sangat suci (dikenal
melalui cerita dari mulut ke mulut), yang perangainya
sangat dihormati oleh
siapa pun pada saat itu. Kita membaca bagaimana ia mampu melihat --karena
kekhusyukan doa-doanya-- jiwa orang-orang yang menderita, yang meninggal tanpa
ridlo Tuhan dan tercampak ke neraka. Semua atau sebagian besar dari mereka
masing-masing memaki diri sendiri tanpa alasan selain bahwa mereka telah
menghadirkan kesengsaraan bagi diri sendiri dengan mengambil seorang istri. Di antara para hakim di neraka, ada dua orang, yakni Minos
dan Rhadamanthus, yang tak segera percaya pada hujatan para lelaki penghuni
neraka. Mereka tidak pernah yakin bahwa seluruh hujatan terhadap perempuan yang
terus diteriakkan ini adalah sesuatu yang dapat dipercaya; tapi hari demi hari
hujatan-hujatan makin meningkat. Ketika mereka menyampaikan persoalan ini
kepada Pluto dengan bahasa yang mengesankan, Pluto memutuskan untuk melakukan
penyelidikan secara seksama. Ia mengumpulkan para pangeran dari Neraka dalam
sebuah forum besar. Di forum itu Pluto meminta nasihat bagaimana cara mengadili
yang seadil-adilnya, cara mengungkap kebohongan, atau cara menemukan kebenaran
dalam persoalan tersebut. Maka, ketika anggota dewan yang terdiri dari para
bangsawan Neraka berkumpul, Pluto memulai pidatonya: "Para penghuni neraka yang terkasih. Meskipun aku
menguasai kerajaan ini dengan seluruh kekuasaan dan dengan kehendak takdir yang
tak bisa diubah (dan karena itulah aku tidak bisa ditundukkan oleh sidang
pengadilan mana pun baik di langit maupun di bumi), bagaimanapun, karena pihak
yang sangat berkuasa harus menunjukkan kebijaksanaan terbesar dalam ketaatannya
terhadap hukum dan dalam menghargai pendapat pihak lain, maka aku memutuskan
untuk minta pendapat kepada kalian semua tentang bagaimana aku harus mengambil
tindakan. Sebab hujatan para lelaki yang datang ke kerajaan kita ini dapat menjadi
persoalan yang memalukan kerajaan kita. "Kenapa setiap lelaki yang datang ke kerajaan kita
menyatakan bahwa penyebabnya adalah karena mereka punya istri? Hal itu bagiku
tampak tidak masuk akal. Kita takut dalam proses pengambilan keputusan di depan
pengadilan kita akan dicela karena terlalu naif, mudah percaya, atau sebaliknya
karena kurang tegas dan kurang mencintai hukum. Melihat bahwa kesalahan pertama
dari setiap pengambilan keputusan adalah kesembronoan dan yang lain adalah
ketidakadilan, dan berharap bisa bebas dari tuduhan yang datang dari seseorang
atau lainnya, dan tidak bisa kami menemukan pemecahannya, maka kami kumpulkan
kalian untuk mengakhiri persoalan ini, kalian bisa membantu kami dengan nasihat
sehingga kerajaan kita ini akan berjalan tenteram, sebagaimana yang
sudah-sudah, tanpa hujatan." Semua pangeran memikirkan persoalan yang begitu penting dan
sangat pelik ini. Semuanya sependapat bahwa sangat penting untuk menguak
kebenaran, namun mereka tidak menemukan kata sepakat tentang bagaimana cara
melakukannya. Sebagian berpikir bahwa salah satu dari mereka (sementara
sebagian yang lain menganggap harus lebih dari satu) harus dikirimkan ke bumi,
dan menyamar sebagai manusia untuk mempelajari kebenaran pada manusia.
Tiba-tiba mereka sadar bahwa itulah cara yang paling mudah, yakni menurunkan
wakil-wakil dari Neraka ke dunia, memerosokkan mereka ke dalam penderitaan, dan
mereka kelak akan mengungkapkan pengalaman mereka di depan forum. Tapi ketika
mayoritas menyarankan bahwa hanya satu di antara mereka yang harus dikirimkan,
semuanya saling pandang. Karena tak satu pun bisa menemukan siapa yang paling
tepat untuk menjalankan tugas ini, mereka terpaksa melakukan undian. Yang kalah
adalah Belfagor, iblis terbesar (sebelum dikeluarkan dari sorga, ia adalah
malaikat terbesar). Meskipun sesungguhnya malas menerima tugas tersebut, namun,
di bawah tekanan kekuasaan Pluto, ia menyanggupi keputusan dewan dan Belfagor
meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sanggup menjalankan ketetapan itu. Aturan segera dibuat dengan sungguh-sungguh: yakni, siapa
yang mengemban tugas akan dibekali saat itu juga dengan dana sebesar 100.000 ducat. Dengan bekal itu ia dilepas ke
bumi, dalam wujud manusia, menikahi seorang perempuan, dan hidup dengannya
selama sepuluh tahun; kemudian, ia harus pura-pura mati dan kembali ke neraka
untuk memberi laporan kepada anggota dewan Neraka tentang beban dan cobaan
dalam perkawinan. Selanjutnya, dinyatakan bahwa selama kurun waktu tertentu ia
harus menjalani kesengsaraan dan rasa sakit yang menimpa manusia yang
disebabkan oleh kemiskinan, keterkungkungan, penyakit, dan semua penderitaan
yang terjadi pada manusia, dan hanya dengan keculasan atau kecerdikan ia dapat
membebaskan diri dari semua itu. Belfagor tak mau berlama-lama mendengar instruksi
tersebut, secepatnya ia mengambil uangnya, dan turun ke bumi. Kepada iblis-iblis kawannya ia meminta disiapkan sejumlah
kuda dan para pelayan. Lalu sebagai seorang bangsawan yang berpenampilan mewah,
ia bersama para pelayannya memasuki Florence. Dipilihnya kota ini, dan bukan
kota lain, karena ia melihat sangat mungkin baginya untuk mengupah orang yang
dapat menangani uangnya dengan seluruh kecakapan menjalankan riba. Dengan nama
baru sebagai Roderick of Castile, ia menyewa rumah di kawasan Ognissanti. Dan
untuk menjaga diri dari syak-wasangka orang-orang di sekitarnya, Roderick
bilang kepada mereka bahwa ia baru saja meninggalkan Spanyol dan pergi ke
Syria, dan di Aleppo ia beroleh rezeki. Dari sana ia berangkat ke Italia untuk
mengambil seorang istri dengan pertimbangan bahwa negeri ini lebih beradab dan
orang lebih menjaga kesantunan, dan itu sesuai dengan seleranya. Roderick sangat tampan dan kira-kira berusia tiga puluh
tahun. Dalam beberapa hari saja ia sudah menunjukkan diri sebagai orang yang
sangat kaya dan, dengan memamerkan kemurahan hati serta keramahannya, banyak
bangsawan setempat yang memiliki banyak anak gadis, dan sedikit uang,
menawarkan anak mereka kepadanya. Dari semua yang ditawarkan kepadanya,
Roderick memilih seorang yang sangat cantik bernama Honesta, anak perempuan
Amerigo Donati. Sang ayah memiliki tiga anak perempuan yang sudah memasuki usia
perkawinan dan tiga anak lelaki yang sedang tumbuh. Meskipun Amerigo Donati
seorang keturunan bangsawan yang terhormat di Florence, namun jika
membandingkan isi rumah dengan derajat kebangsawanannya, ia tergolong melarat. Roderick membiayai sendiri pesta perkawinannya dengan
Honesta. Begitu mewah, begitu megah; tak satu pun yang didambakan dalam
kemeriahan pesta yang tidak tersedia. Tunduk kepada seluruh nafsu manusia,
sebagaimana tugas yang diberikan kepadanya ketika meninggalkan neraka, suatu
hari ia mulai menikmati kekayaan dan pesta-pesta duniawi. Ia sangat menyukai
pemujaan dari orang-orang di sekitarnya; dan ia sanggup mengeluarkan biaya
besar untuk itu. Namun, di luar semua itu, kebahagiaan perkawinannya dengan
Honesta runtuh sebelum ia benar-benar mencintai istrinya itu. Ia tidak tahan
melihat kemurungan dan kekasarannya. Honesta masuk ke rumah Roderick tidak
hanya membawa serta kebangsawanan dan kecantikannya, tapi juga setiap bentuk
keangkuhan yang bahkan setan pun tidak memilikinya; dan Roderick, yang memiliki
pengalaman baik sebagai iblis maupun manusia, memberitahu istrinya agar lebih
memperbesar keangkuhannya. Apa yang diinginkan suaminya benar-benar dilaksanakan oleh
Honesta sehingga rasa cinta sang suami pun menjadi berlipat-lipat. Ketika
perempuan itu sadar bahwa ia dapat melakukan segala sesuatu seolah-olah sangat
berkuasa atas suaminya, ia mulai memerintah-merintah suaminya dengan kasar dan
tanpa rasa hormat sedikit pun. Tanpa ragu-ragu ia akan mencaci maki dengan
kata-kata yang kasar dan hina, jika suaminya menolak permintaannya. Semua ini
membuat Roderick merasa sangat tertekan. Namun mertua lelakinya, adik-adik
lelaki Honesta, kerabat-kerabat istrinya, keabadian ikatan perkawinannya dengan
Honesta, dan di atas segalanya adalah rasa kasihnya kepada perempuan itu,
mengharap agar Roderick menghadapinya dengan sabar. Tidak ada gunanya menceritakan betapa mahal untuk memuaskan
istrinya yang gila akan gaya hidup mutakhir dan selalu penuh nafsu mengikuti
mode yang terus-menerus berubah. Dalam keinginannya untuk tetap hidup tenang
bersama istrinya, Roderick terpaksa membantu mertuanya menikahkan dua anak
perempuannya yang lain, dan untuk itu ia harus mengeluarkan biaya yang sangat
besar. Kemudian, tetap dengan keinginan untuk mengambil hati istrinya, ia harus
mengirimkan salah satu adik lelaki istrinya ke Timur dengan pakaian bagus, yang
lainnya ke Barat dengan pakaian sutera, dan menyiapkan untuk yang ketiga
perusahaan kerajinan emas di Florence. Untuk semua ini, ia mengeluarkan
sebagian besar kekayaannya. Ketika seluruh kota merayakan hari peringatan Santo Yohannes
sebagaimana yang biasa dilakukan turun-temurun, dan ketika banyak orang kaya
dan terhormat saling mengundang satu sama lain dalam pesta-pesta yang mewah,
Lady Honesta --tak mau kalah oleh perempuan lain-- memaksa Roderick untuk
menyelenggarakan pesta yang jauh lebih mewah dari siapa pun. Kali ini Roderick
bertoleransi dengan alasan yang sama. Selain ia sendiri memang tidak ingin
tampak kesulitan di mata orang lain (meski sebenarnya memang demikian). Demi
tugas dari neraka, ia tidak berkeberatan jika ketenangan rumah tangga
melenggang jauh dari mereka, namun jika diizinkan ia ingin menanti datangnya
kehancuran rumah tangga mereka dalam damai. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Bersamaan dengan
kebiasaannya yang amat boros, perilaku kasar Honesta memerosokkan Roderick ke
dalam tekanan batin tanpa akhir. Tidak ada pelayan atau pembantu rumah tangga
di rumah mereka yang tahan menghadapi Honesta, tidak usah dalam hitungan bulan,
tapi bahkan hari. Hal ini menyebabkan Roderick betul-betul tidak nyaman untuk
mempertahankan pelayan yang setia dan menaruh hormat kepadanya. Mereka tidak
lain adalah setan-setan yang menyertainya turun ke bumi sebagai pelayan. Mereka
akhirnya lebih memilih kembali ke api neraka ketimbang hidup di bumi di bawah
perintah Honesta. Maka, di tengah-tengah guncangan dan keruwetan pikiran,
setelah begitu banyak uangnya dikeluarkan, Roderick mulai menghidupkan
angan-angan tentang keuntungan yang ia harap akan datang dari Timur dan Barat.
Itu pun tak datang, bahkan segera tampak bahwa ia sedang dililit kesulitan
keuangan. Sementara urusannya sendiri makin rumit, datang pula kabar dari Timur
dan Barat pada waktu yang bersamaan bahwa salah satu adik Lady Honesta telah
menghabiskan modal yang diberikan oleh Roderick di tempat perjudian; adiknya
yang lain, kembali dengan kapal penuh barang dagangan yang semuanya tidak
diasuransikan dan --sungguh celaka-- kapalnya karam. Tidak lama setelah kabar itu tersebar, para kreditur
Roderick secara serempak memutuskan bahwa Roderick sudah pailit karena karena
kewajiban-kewajiban pembayaran utangnya tidak terselesaikan. Roderick gagal
meyakinkan mereka bahwa dalam hitung-hitungan dagang, seluruh usahanya masih
sehat. Mereka akhirnya menjatuhkan putusan bahwa Roderick kini dalam status di
bawah pengawasan ketat. Roderick diawasi dari waktu ke waktu sehingga tidak ada
kesempatan baginya untuk melarikan diri secara diam-diam. Melihat bahwa tidak
ada lagi jalan keluar, dan sadar betul akan tugas yang dikeluarkan dari neraka,
maka ia berusaha lari dengan berbagai cara. Satu pagi Roderick mencongklang kudanya, dan lari melalui
gerbang Prato, tak jauh dari tempat tinggalnya. Tidak lama setelah ia lari,
para krediturnya mencak-mencak dan mengajukan gugatannya ke para hakim, tidak
hanya secara resmi melalui pengacara tapi juga melalui aksi massa. Mereka terus
memburu ke mana Roderick lari. Untuk menghindari berbagai kesulitan dalam
pelariannya, Roderick memutuskan untuk meninggalkan jalanan umum --agar tak
ketahuan-- dan memilih menyusuri ladang dan persawahan. Tapi kerepotan lain
muncul, ia terus terhalang-halang oleh banyaknya saluran air yang
menghadangnya. Daerah yang dilaluinya memiliki begitu banyak saluran air dan,
karena itu, tak mungkin meneruskan perjalanan dengan kudanya. Ia memulai perjalanannya dengan berjalan kaki.
Ditinggalkannya kudanya di jalan, lalu memotong ladang demi ladang yang
dipenuhi pohon anggur dan tebu (yang berlimpah-limpah di sana). Di sekitar
Peretola ia menemukan rumah Gianmatteo del Brica, yang bekerja pada Giovanni
del Bene; dan kebetulan ia berjumpa dengan Gianmatteo sendiri yang sedang
mengangkut makanan buat sapi-sapinya. Roderick meminta perlindungan kepadanya,
dan berjanji jika Gianmatteo menyelamatkannya dari kejaran musuh-musuh yang
terus memburunya dan berniat menjebloskannya ke penjara hingga mati, maka ia
akan membuatnya kaya. Jika kelak ia gagal memenuhi janjinya, maka Roderick rela
bahwa Gianmatteo-lah orang pertama yang akan menyerahkannya kepada
musuh-musuhnya. Meski hanya seorang petani, Gianmatteo adalah lelaki
pemberani, dan berpikir bahwa ia tidak akan gagal menyelamatkan orang yang
datang kepadanya itu. Ia berjanji akan memenuhi permintaan Roderick. Lalu
disembunyikannya Roderick dalam tumpukan tahi sapi di depan rumahnya dan
ditimbunnya lagi dengan reranting dan sampah-sampah lain yang ia kumpulkan
untuk dibakar. Roderick tersembunyi sangat rapat ketika para pemburunya
berhenti sementara waktu di depan rumah Gianmatteo. Meskipun dengan sedikit
memaksa, mereka gagal mengorek keterangan dari Gianmatteo apakah ia melihat
Roderick atau tidak. Maka mereka pun melanjutkan pencariannya dan pulang
kembali dengan rasa letih setelah menjelajahi Florence dengan sia-sia. Ketika
suara mereka tak terdengar lagi, Gianmatteo mengeluarkan Roderick dari
persembunyiannya dan menagih janji Roderick. "Saudaraku," sahut
Roderick, "aku sangat berhutang padamu dan akan kubayar segala yang
kujanjikan. Percayalah aku mampu melakukan semua yang kujanjikan kepadamu, aku
akan menceritakan siapa aku sesungguhnya." Maka berceritalah Roderick tentang dirinya dan tentang tugas
yang dibawanya dari neraka, juga tentang perempuan yang diambilnya sebagai
istri dan tentang kehidupan rumah tangganya. Setelah itu ia memberitahu
Gianmatteo bagaimana cara dia akan membuat petani itu kaya. Singkatnya begini:
jika petani itu mendengar ada perempuan tertentu yang kerasukan setan, maka Roderick-lah
sesungguhnya yang menguasai perempuan tersebut; dan ia tidak akan pernah keluar
dari tubuh perempuan itu kecuali Gianmatteo datang untuk memintanya pergi.
Dengan apa yang dilakukannya ini Gianmatteo akan bisa meminta pembayaran kepada
keluarga perempuan yang kesurupan itu sebesar berapa pun yang ia minta. Setelah
saling bersepakat untuk urusan teknis pelaksanaannya, Roderick lenyap. Tidak berapa lama kemudian tersiar kabar ke seluruh pelosok
Florence bahwa anak perempuan dari Messer Ambruogio Amidei kerasukan setan.
Keluarganya mengupayakan segala jenis pengobatan: mereka meletakkan di kepala
anak perempuan yang kerasukan itu kepala Santo Zenobius dan jubah Santo John
Walbert - terhadap kedua benda itu Roderick hanya mencibir. Untuk meyakinkan semua
orang bahwa yang menyusup ke dalam tubuh perempuan itu benar-benar setan dan
bukan gangguan ingatan, Roderick bicara dalam bahasa Latin melalui mulut
perempuan yang dirasukinya dan menyodorkan pertanyaan-pertanyaan filosofis dan
membongkar dosa-dosa sejumlah orang. Termasuk di antaranya seorang biarawan
yang mengenakan pakaian perempuan dan menyusup ke dalam seminari selama empat
tahun. Semua yang dikatakannya mencengangkan setiap pendengarnya. Keadaan putrinya ini menyebabkan Messer Ambruogio sangat
tersiksa. Telah berbagai upaya dicobanya, dan ia sudah kehilangan harapan
ketika suatu hari Gianmatteo datang kepadanya dan menyatakan kepadanya bahwa ia
sanggup mengusir setan yang merasuk ke tubuh putrinya asal dibayar 500 florin untuk membeli tanah pertanian di
Peretola. Messer Ambruogio menerima tawaran itu. Gianmatteo segera melakukan
aksi pengobatannya. Ia bertingkah seolah sedang membaca mantera-mantera dan
melakukan upacara pengusiran. Setelah itu didekatinya perempuan yang kesurupan
dan ia berbisik di telinganya: "Roderick, aku datang untuk melihat apakah
kau memenuhi janjimu." "Baiklah," sahut Roderick. "Tapi 500 florin tak cukup untuk membuatmu kaya;
karenanya, begitu aku keluar dari tubuh perempuan ini, aku akan masuk lagi ke
tubuh putri Raja Charles di Naples dan tidak akan pergi kecuali kau yang
memintaku. Sang raja nanti akan memberimu apa saja yang kauminta. Setelah itu
tak ada lagi utangku padamu dan kau tak boleh menggangguku lagi." Setelah
mengatakan itu Roderick meninggalkan tubuh perempuan yang diboncenginya. Semua
orang kagum dan menyebarlah cerita tentang kehebatan Gianmatteo sebagai
pengusir setan. Peristiwa yang sama terjadi pada putri Raja Charles dan
kabarnya segera menyebar ke seluruh pelosok Italia. Tak ada obat yang bisa
menyembuhkan putrinya. Tapi ada Gianmatteo, dan Sang Raja sudah mendengar
kehebatannya. Maka dia kirimkan utusannya ke Florence untuk membawa Gianmatteo
ke Naples. Gianmatteo datang, melakukan upacara sebentar, dan kemudian
menyembuhkan putri raja yang sedang kerasukan itu. Sebelum meninggalkan tubuh gadis itu, Roderick berpesan
kepada Gianmatteo: "Lihat, aku tak ingkar janji. Sejak sekarang kau akan
jadi seorang yang kaya raya dan aku bebas dari utangku kepadamu. Hiduplah
dengan kekayaanmu dan jangan pernah menemuiku lagi, sebab jika kita bertemu
lagi setelah ini, aku tak akan lagi berbuat baik kepadamu. Justru sebaliknya,
aku akan melakukan segala sesuatu yang buruk. Maka hindari setiap pertemuan
denganku." Gianmatteo kembali ke Florence sebagai orang yang sangat
kaya (raja memberinya lebih dari 50.000 ducat)
dan sejak itu ia menikmati kekayaannya dengan tenang. Ia tak pernah berfikir
bahwa Roderick akan punya niat untuk mencelakakannya. Tapi sebuah kejadian
tiba-tiba membuat kepalanya berdenyut hampir pecah. Ia mendengar kabar tentang
putri raja Perancis, Louis VII, yang kerasukan iblis. Gianmatteo menjadi
gelisah ketika berfikir tentang raja yang akan menghukumnya jika dia menolak
mengobati. Ia juga tak tenang karena ada ancaman dari Roderick agar mereka tak
pernah bertemu lagi. Gagal mendapatkan orang yang bisa menyembuhkan putrinya, dan
mendengar tentang kehebatan Gianmatteo, raja segera mengirim utusan ke
Folerence. Gianmatteo menyatakan bahwa ia tak bisa datang karena sejumlah
alasan. Kesal oleh penolakan ini, raja meminta penguasa Florence agar memaksa
Gianmatteo memenuhi undangannya. Tak bisa lagi mengelak, Gianmatteo datang ke
Paris. Yang pertama kali ia lakukan adalah menjelaskan kepada raja bahwa
kendati pada waktu-waktu lalu ia bisa menyembuhkan perempuan yang kesurupan,
tapi itu tidak berarti ia akan selalu berhasil; sebab tidak semua setan takut
pada doa-doa dan mantera-mantera yang diucapkannya. Ia akan melakukan yang
diminta raja, namun terpaksa minta maaf jika gagal mengusir setan yang mendekam
di tubuh putrinya. Raja sangat marah mendengar penjelasan Gianmatteo dan dengan
berang menyatakan bahwa ia akan menggantung Gianmatteo jika gagal menyembuhkan
putrinya. Dengan perasaan yang sangat tertekan, petani dari Florence itu
mencoba melakukan yang terbaik. Dibisikkannya permintaan kepada Roderick ke
telinga putri raja. Ia memohon agar Roderick tidak mengganggu ketenangannya dan
menghentikan saja kesukaannya menyusup-nyusup ke tubuh perempuan, apalagi putri
raja, agar ia tidak mendapatkan kesulitan di masa datang. Terhadap permintaan
ini, Roderick menjawab: "Ah, pengkhianat murahan, kau datang tanpa izinku
dan mengganggu kehadiranku. Tidak cukupkah kekayaan yang sekarang ada di
tanganmu? Baiklah, aku akan tunjukkan kepada setiap orang bahwa aku bisa membuat
kaya siapa pun dan bisa mengambilnya kembali jika aku mau." Dengan jawaban seperti itu, Gianmatteo --yang tak melihat
jalan lagi untuk berdamai dengan Roderick-- memutuskan untuk menempuh cara
lain. Ia datang kepada raja. "Tuanku," katanya, "sebagaimana
yang saya bilang kepada anda sebelumnya, rupanya tak hanya satu setan yang
menyusup ke tubuh putri anda, sehingga tak banyak yang bisa saya lakukan.
Karena itu saya ingin mencoba cara terakhir. Jika berhasil, itulah yang kita
inginkan, tapi jika gagal saya akan sangat sedih dan silakan anda melakukan apa
pun terhadap saya. "Untuk cara terakhir ini saya minta dibangunkan sebuah
panggung yang cukup besar di Our Lady Square, yang cukup untuk menampung semua
bangsawan dan pejabat di kota ini. Saya minta panggung dilapis dengan sutera
dan emas. Di tengah-tengahnya saya akan membangun altar. Minggu pagi mendatang
saya harap anda, beserta seluruh pangeran dan bangsawan, berkumpul di sana
dengan gemerlap pakaian kebesaran masing-masing yang menunjukkan kekayaan anda.
Setelah upacara bersama yang khusyuk, saya akan meminta putri anda yang
kerasukan dibawa ke depan. Di samping itu, saya minta di salah satu sudut
lapangan disediakan paling tidak dua puluh orang dengan terompet, tamborin,
simbal, dan segala macam alat musik. Jika nanti saya mengangkat topi saya,
itulah aba-aba bagi mereka untuk memainkan alat musik mereka dan masuk ke
panggung. Semua ini, bersama mantera-mantera dan doa saya, saya fikir akan bisa
mengusir setan-setan dari tubuh putri anda." Raja memerintahkan semua yang diminta Gianmatteo untuk
segera disediakan. Minggu pagi tiba. Upacara dan doa-doa yang khusyuk
dilakukan. Setelah itu putri yang kesurupan dibawa ke panggung oleh dua orang
uskup dan dua orang bangsawan. Ketika Roderick melihat para pembesar istana dan
pejabat kota berkumpul dengan pakaian kebesaran meraka di satu panggung, ia
menggumam: "Apa yang akan dilakukan si bangsat murahan itu? Dia fikir aku
akan gemetar ketakutan menghadapi pameran seperti ini? Tidakkah dia tahu bahwa
aku sudah terbiasa melihat gemerlap sorga dan carut marut neraka?" Ketika Gianmatteo datang kepadanya dan meminta kepadanya
agar pergi dari tubuh putri raja, Roderick menjawab: "Oh, bedebah yang
manis, kau fikir kau bisa berbuat banyak dengan kerumunan orang seperti ini?
Kau fikir kau bisa lepas dari kekuasaanku dan bebas dari cengkeraman amarah
raja? Kau pengkhianat murahan, aku ingin melihat kau digantung." Mendengar kutuk dan sumpah serapah seperti itu, Gianmatteo
tahu, tak ada waktu lagi baginya untuk memohon belas kasih Roderick. Lalu
diangkatnya topinya dan para pemain musik segera memainkan alat di tangan
mereka dan berjalan masuk ke panggung. Tak jelas mereka memainkan irama apa,
Roderick menutup telinganya karena permainan mereka sedemikian bising. Tak tahu
apa lagi yang akan terjadi, dengan gelisah ia menanyakan ke Gianmatteo apa yang
akan menyusul setelah ini. Gianmatteo manjawab dengan nada orang bingung:
"Celaka, Roderick yang baik! Istrimulah yang akan datang kemari
menemuimu." Sungguh mencengangkan kata "istri" bagi Roderick.
Ia sangat gelisah. Tanpa berfikir apakah benar atau tidak yang dinyatakan oleh
Gianmatteo bahwa istrinya akan datang, ia segera keluar dari tubuh putri raja.
Saat itu juga ia berkemas pulang ke neraka. Rasanya tak sanggup lagi ia
melanjutkan pembuktiannya dengan sekali lagi menikahi seorang perempuan dan
merasakan pedihnya. Maka, begitulah, Belfagor --iblis terbesar yang sebelum
dicampakkan dari sorga adalah malaikat terbesar-- pulang lagi ke neraka dan
memberi laporan tentang istrinya dan segala macam penderitaan yang dibawa
perempuan itu ke rumah mereka selama mereka menjadi suami istri. Dan
Gianmatteo, yang jauh lebih tahu tentang kehidupan berumah tangga ketimbang
para iblis, pulang ke rumah dengan bahagia.***
Diterjemahkan oleh A.S. Laksana dari The Devil Takes a Wife,
dalam Great Italian Short Story,
susunan P.M. Pasinetti, Dell Publishing Co., Inc, 750 Third Avenue, New York,
1959. akubaca
Situs ini dikembangkan oleh Yayasan
akubaca; tentu tujuannya agar dibaca.
0 komentar:
Posting Komentar