Sabtu, 16 Juni 2012


KESADARAN GENDER
Oleh : Dr. Parwati Soepangat M.A.

Disampaikan pada Seminar dengan tema "Pandangan Agama Buddha Terhadap Masalah Gender"
Minggu, 9 September 1999
Di Vihara Vimala Dharma
Diselenggarakan oleh Sie Pendidikan Pemuda Vihara Vimala Dharma

KONSEP GENDER SEBAGAI DASAR PEMBANGUNAN
Dalam kehidupan sehari-hari sering dipermasalahkan tentang pekerjaan pria maupun wanita yang diharapkan sesuai dengan kodratnya. Pandangan masih berkisar pada faktor biologis di mana wanita yang berbadan lemah seyogyanya mendapat pekerjaan yang ringan sedangkan pria yang fisiknya kuat semestinya mendapat pekerjaan yang lebih menampilkan kekuasaan. Pandangan semacam ini tidak dapat dipertahankan karena dalam berbagai penelitian dibuktikan bahwa wanita mampu memiliki ketrampilan, kecerdasan dan melakukan berbagai tugas. Sebaliknya banyak pria yang memilih pula pekerjaan-pekerjaan "feminim". Maka perlu ada suatu perubahan pandangan tentang eksistensi pria dan wanita sesuai dengan budaya yang mengembangkan potensinya sebagai manusia utuh bukan dari pandangan biologis saja. Apalagi dalam kemajuan IPTEK dewasa ini, di mana banyak hasil teknologi membantu kemudahan-kemudahan yang dahulu harus dilakukan secara fisik, cakrawala pekerjaan bagi pria maupun wanita semestinya dilihat dari segi gender (kelamin yang lebih berdasar budaya).
Definisi menurut berbagi seminar yangg diadakanoleh MENUPW :
GENDER : Gender adalah perbedaan-perbedaan sifat wanita dan pria yang tidak hanya mengacu pada perbedaan biologis, tetapi juga mencakup nilai-nilai sosial budaya. Sehingga menimbulkan nilai-nilai lain yang berlanjut menjadi nilai umum terhadap kelompok jenis tertentu.
Konsep ini lebih memberikan kemungkinan pembagian kerja yang luas bagi pria maupun wanita. Istilah seks lebih banyak digunakan untuk perbedaan biologis. Untuk menentukan kebijakan di bidang pembangunan, maka perlu dilakukan analisis gender di semua proyek. Analisa gender dalam pelaksanaannya berusaha mencatat kelaziman/tingkat partisipasi pria dan wanita dalam kegiatan yang membentuk sistem produksi atau jasa, upaya meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan, agar lebih tanggap kebutuhan aktual wanita.
Kesadaran gender dalam proyek pembangunan sangat penting karena:
Wanita dibahas selaku wakil dari separo jumlah penduduk. Wanita berpenghasilan 1/10 dari penghasilan dunia, merupakan 2/3 dari penduduk yang buta huruf dan memiliki 1/10 milik dunia. Maka wanita yang lebih dari separo penduduk merupakan beban masyarakat.
Bahwa proyek pembangunan tidak hanya ditujukan untuk wanita
Bahwa proyek tidak terbatas pada hal-hal yang biasanya merupakan kepentingan wanita (kesehatan, gizi, perawatan anak), tetapi juga kawasan produksi, pendidikan dan bidang sosial budaya yang belum mengikutsertakan wanita secara proporsional.
Bahwa proyek tidak saja mengacu pada perlindungan wanita sebagai individu yang membutuhkan dan lemah.
Bahwa proyek memandang wanita dan pria tidak hanya sebagai pemanfaat hasil, juga mengikutsertakan dalam keputusan.

PERMASALAHAN
Dalam memberi kesempatan pada pria dan wanita dalam pengabdiaan yang seimbang baik di rumah, maupun kemasyarakatan banyak faktor-faktor yang masih perlu diperhitungkan dan disadari oleh keduanya. Kesadaran akan peran yang sama sebagai orang tua dalam pengasuhan anak, sebagai warga negara yang turut serta membangun kesejahteraan masyarakat dan perlunya kemandirian masih perlu ditingkatkan.
Dalam masyarakat timur yang didominir oleh budaya paternalistik, pandangan pekerjaan berdasarkan gender masih sulit diterapkan. Pandangan bahwa wanita adalah "subordinate" masih melekat, dan kerjasama yang baik serta pekerjaan yang seimbang masih sulit dilaksanakan karena pendidikan yang terdahulu yang diterimanya.
Perubahan sosial, perubahan pandangan maupun budaya adalah hasil rekayasa manusia sendiri yang dapat ditempuh sesuai dengan kesadarannya dan kebutuhannya. Banyak aktivitas wanita di rumah yang tidak dihargai meskipun menyita waktu hidupnya, sedang mereka yang bekerja, yang berperan ganda kurang mendapat bantuan yang seimbang baik dalam pengasuhan anak maupun dalam kerumahtanggaan. Dalam masyarakat pun penempatan wanita masih sering diragukan dalam posisi-posisi tertentu. Ini pula perlu adanya kesadaran dari kedua belah fihak. Sering terdapat peluang, tetapi belum dimanfaatkan oleh wanita. Ataupun timbulnya wanita-wanita yang tegas dalam tugas, tetapi tidak diberikan kesempatan untuk peningkatannya.
Maka perlu sekali dipikirkan :
Tempat wanita dan tempat pria yang seimbang, tingkat penerimaan dirinya dalam perannya yang didasarkan atas gender.
Ciri-ciri wanita dan pria untuk penempatan diri dan pemahaman diri serta penilaian sosial terhadap perilakunya berdasar atas gender.
Introspeksi dari wanita maupun pria untuk menyadari peran sertanya untuk memilih dan mengubah sikapnya untuk suatu peran baru yang berasaskan gender.
Komunikasi yang lebih terbuka dari wanita dan pria agar menyadari kekurangan maupun peran serta yang dapat diberikan atas hasil komunikasi yang berasaskan gender.
Norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat memerlukan penyesuaian dengan kemajuan IPTEK dan arus globalisasi yang menuju ke arah pengembangan martabat manusia sebagai sumber daya dalam segala pembangunan.
Untuk menjawab tantangan zaman perlu adanya kesadaran yang menyeluruh dari masyarakat. Perubahan sosial didukung oleh semuanya, pria maupun wanita dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat di mana masing-masing tidak merasakan suatu tekanan, dan dapat hidup secara damai dan sejahtera.
Pertanyaan yang timbul adalah, dengan masih terdapatnya pandangan bahwa suatu pekerjaan adalah milik kelamin tertentu, maka bentuk apa yang mungkin dipakai dalam perubahan sosial ? Ada berapa alternatif yang disajikan oleh pakar psikologi :
Pendekatan wanita untuk mencari tempat dalam kelompok maskulin dan melakukan pekerjaan yang dulu belum terbuka baginya dan hanya didominir oleh pria.
Melibatkan perubahan nilai yang telah diberikan sebagai karakteristik kelompok yang statusnya rendah yang berhubungan dengan perubahan dalam hubungan intergroup.
Perubahan fundamental dalam struktur kelompok. (peter)

Categories: ,

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!