Jumat, 15 Juni 2012


TENTANG JARINGAN ISLAM LIBERAL

1. APA ITU ISLAM LIBERAL?
Islam liberal (selanjutnya "IL") adalah suatu bentuk penafsiran baru --tetapi juga tidak benar-benar "baru"-- atas agama Islam dengan wawasan berikut:
a. Keterbukaan pintu ijtihad pada semua bidang.
IL percaya bahwa "ijtihad" atau penalaran rasional atas teks-teks keislaman adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam terus bisa bertahan dalam segala cuaca. Penutupan pintu ijtihad, baik secara terbatas atau secara keseluruhan, adalah ancaman atas Islam itu sendiri, sebab dengan demikian Islam akan mengalami pembusukan. IL percaya bahwa ijtihad bisa diselenggarakan dalam hampir semua segi, baik segi ilahiyyat (teologi), ubudiyyat (ritual), atau --apalagi-- muamalat (interaksi sosial). Ruang ijtihad dalam bidang ubudiyyat memang lebih sempit dibanding dengan ijtihad di dua bidang yang lain.
b. Penekanan pada semangat religio etik, bukan pada makna literal sebuah teks.
Ijtihad yang dikembangkan oleh IL adalah upaya menafsirkan Islam tidak semata-mata berdasarkan makna literal sebuah teks. Penafsiran yang literal hanya akan "membunuh" Islam. Hanya dengan penafsiran yang mendasarkan diri pada semangat religio-etik, Islam akan dapat hidup dan berkembang secara kreatif menjadi bagian dari "peradaban kemanusiaan" universal.
c. Kebenaran yang relatif, terbuka dan plural.
IL mendasarkan diri pada gagasan tentang "kebenaran" (dalam penafsiran keagamaan) sebagai sesuatu yang "relatif", sebab sebuah penafsiran adalah "kegiatan manusiawi" yang terkungkung oleh konteks tertentu; "terbuka", sebab setiap bentuk penafsiran mengandung kemungkinan salah, selain kemungkinan benar; "plural", sebab sebuah penafsiran keagamaan, dalam satu dan lain cara, adalah cerminan dari kebutuhan seorang penafsir di suatu masa dan ruang yang terus berubah-ubah.
d. Pemihakan pada yang minoritas dan tertindas.
IL mendasarkan diri pada suatu penafsiran keislaman yang memihak kepada "yang kecil", minoritas, tertindas dan dipinggirkan. Setiap struktur sosial-politik yang mengawetkan praktek ketidakadilan atas yang minoritas adalah berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas di sini dipahami dalam maknanya yang luas, mencakup minoritas agama, etnik, ras, budaya, politik, ekonomi, orientasi seksual, dll. Keadilan jender adalah satu masalah yang kami anggap penting, sebab struktur sosial kita masih didadasarkan pada gagasan patriarkal yang berlawanan dengan ide kadilan dalam Islam. Penafsiran-penafsiran keagamaan yang tidak memperhatikan soal keadilan jender, kami anggap tidak sesuai dengan prinsip keadilan Islam.


e. Kebebasan beragama dan berkepercayaan.
IL menganggap bahwa urusan "beragama" dan "tidak beragama" adalah hak perorangan yang harus dilindungi. IL tak bisa membenarkan prosekusi atas dasar suatu pendapat atau kepercayaan.
f. Pemisahan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik.
IL percaya pada keniscayaan pemisahan antara kekuasaan keagamaan dan politik. IL tidak membenarkan gagasan tentang negara agama di mana otoritas seorang ulama atau kiai dipandang sebagai kekuasaan tertinggi yang tak bisa salah. Bentuk negara yang sehat untuk pertumbuhan agama dan politik adalah suatu negara di mana dua wewenang itu dipisahkan. Agama adalah sumberi inspirasi yang dapat mempengaruhi kebijakan publik, tetapi agama tidak serta merta mempunyai "privelese transedental" yang tak bisa disangkal untuk menentukan segala bentuk kebijakan publik. Pada akhirnya, agama adalah bekerja pada ruang privat dan perorangan. Urusan publik haruslah diselenggarakan melalui proses "ijtihad kolektif", di mana pelbagai pihak boleh saling menyangkal, di mana kebenaran ditentukan secara "induktif" melalui adu dan uji pendapat. 
2. MENGAPA NAMANYA ISLAM LIBERAL?
Nama "Islam liberal" menggambarkan prinsip-prinsip yang kami anut, yaitu Islam yang menekankan "kebebasan pribadi" (seusai dengan doktrin kaum Mu'tazilah tentang "kebebasan manusia"), dan "pembebasan" struktur sosial-politik dari dominasi  yang tidak sehat dan menindas. Ajektif  "liberal" di sana mempunyai dua makna sekaligus: "kebebasan" (being liberal) dan "pembebasan" (liberating). Sebagai catatan: kami tidak percaya pada Islam "as such", Islam tanpa embel-embel seperti dikemukakan sebagai orang. Islam tidak mungkin tanpa "ajektif", tanpa kata sifat, sebab pada kenyataannya Islam mengalami penafsiran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan penafsirnya. Kami memilih satu jenis tafsir, dan dengan demikian kami memilih salah satu "kata sifat" atau ajektif untuk Islam, yaitu "liberal".
 3. APA MISI UTAMA JARINGAN INI?
Misi kami adalah: 
1.    Mengembangkan penafsiran-penafsiran Islam yang liberal sesuai dengan prinsip-prinsip yang kami anut, serta menyebarkannya kepada seluas mungkin khalayak.
2.    Mengusahakan ruang-ruang dialog yang terbuka dan bebas dari tekanan konservatisme. Hanya dengan tersedianya ruang yang terbuka buat dialog seperti inilah, perkembangan pemikiran dan aksi Islam bisa berlangsung dengan sehat.
3.    Mengupayakan terciptanya struktur sosial dan politik yang adil dan manusiawi. Sistem demokrasi kami percayai sebagai salah satu sistem yang "saat ini" dapat memenuhi kebutuhan itu. Pada kapitalisme, kami percaya ada kebajikan-kebajikan yang patut disokong, tetapi juga ada segi-segi di dalamnya yang patut dikritik.
  


KONTAK JARINGAN ISLAM LIBERAL

Anda bisa menghubungi Jaringan Islam Liberal (JIL) dengan mengontak nama-nama dan alamat-alamat berikut:
WEB EDITOR:
·         Anick
EDITOR:
·         Ulil Abshar-Abdalla
·         Ahmad Sahal
·         Luthfi Assyaukanie
·         Nong Darol Mahmada
·         Novriantoni
·         Burhanuddin
ALAMAT:
·         Jalan Utan Kayu, No. 68H, Jakarta Timur 13120.
WEBSITE:
·         http://www.islamlib.com
E-MAIL:
·         islamlib@isai.or.id
TELEPON:
·         (021) 8573388 ext. 130, 127
FAKS:
·         (021) 8567811



PROGRAM JARINGAN ISLAM LIBERAL

Ada beberapa kegiatan pokok Jaringan Islam Liberal yang sudah dilakukan saat ini:
Sindikasi Penulis Islam Liberal. Maksudanya adalah mengumpulkan tulisan sejumlah penulis yang selama ini dikenal (atau belum dikenal) oleh publik luas sebagai pembela pluralisme dan inklusivisme. Sindikasi ini akan menyediakan bahan-bahan tulisan, wawancara dan artikel yang baik untuk koran-koran di daerah yang biasanya mengalami kesulitan untuk mendapatkan penulis yang baik. Dengan adanya “otonomi daerah”, maka peran media lokal makin penting, dan suara-suara keagamaan yang toleran juga penting untuk disebarkan melalui media daerah ini. Setiap minggu, akan disediakan tiga artikel untuk koran-koran daerah.
Talk-show di Kantor Berita Radio 68H. Talk-show ini akan mengundang sejumlah tokoh yang selama ini dikenal sebagai “pendekar pluralisme dan inklusivisme” untuk berbicara tentang berbagai isu sosial-keagamaan di Tanah Air. Acara ini akan diselenggarakan setiap minggu, dan disiarkan oleh seluruh jaringan KBR 68H di seluruh Indonesia. Talk show ini disiarkan oleh 10 Radio, antara lain; Radio Muara FM (Radio Dangdut), Radio 68 Jakarta, Radio Smart (Menado), Radio DMS (Maluku), Radio Unisi (Jogyakarta), Radio PTPN (Solo), Radio Mara (Bandung), Radio Prima FM (Aceh), yang merupakan jaringan 68H. 
Penerbitan Booklet. Booklet setebal 40-50 halaman ini berisi tulisan utuh, wawancara, atau ringkasan dari tulisan yang sudah ada, berisi isu-isu yang acapkali menjadi bahan perdebatan dalam agama dan seringkali menjadi “alat” buat kelompok-kelompok tertentu untuk melancarkan kampanye mereka, seperti: Jihad, penerapan syari’at Islam, penerapan ajaran “memerintahkan yang baik, dan mencegah yang jahat” (amr ma’ruf, nahy ‘anil munkar), konsep tentang dan pembangunan rumah ibadah, dll. Booklet pertama sudah diluncurkan berjudul Qur'an untuk Perempuan. Penulisnya Prof. Dr. Nasaruddin Umar, guru besar IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Website Islamlib.com. Program ini berawal dari dibukanya milis Islam Liberal (islamliberal@yahoogroups.com) yang mendapat respon positif. Ada usulan dari beberapa anggota untuk meluaskan milis ini ke dalam bentuk website yang bisa diakses oleh semua kalangan. Sementara milis akan tetap dipertahankan untuk kalangan terbatas saja. Semua program kampanye; buletin, sindikasi media, talk show radio akan dimuat dalam website ini. Web ini juga akan memuat setiap perkembangan berita, artikel, atau apapun yang berkaitan dengan misi Jaringan Islam Liberal.  
Iklan Layanan Masyarakat. Iklan televisi ini dimaksudkan untuk mengeliminir konflik antar agama maupun intern agama di Indonesia. Iklan ini akan ditayangkan di televisi swasta maupun TVRI, serta televisi-televisi komunitas di seantero Indonesia.  

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!