Mao Zedong
Buku
ini diterdjemahkan menurut "Pilihan Tulisan Mau Tje-tung" djilid III
jang diterbitkan dalam bahasa Tiongkok pada bulan Pebruari 1953. Pustakan
Bahasa Asing, Peking 1955.
* * *
Saya
menganjurkan supaya mengubah metode belajar dan sistim belajar seluruh Partai
kita. Alasan2nya sebagai berikut:
I
Dua
puluh tahun Partai Komunis Tiongkok adalah dua puluh tahun semakin berpadunya
kebenaran umum Marxisme-Leninisme dengan praktek konkrit revolusi Tiongkok.
Apabila kita mengenangkan betapa dangkalnya dan betapa miskinnya pengetahuan
kita tentang Marxisme-Leninisme dan revolusi Tiongkok pada masa mudanya Partai
kita, maka sekarang pengetahuan kita di lapangan ini sudah jauh lebih mendalam
dan kaya. Selama seratus tahun ini, putera puteri yang terbaik dari rakyat
Tiongkok yang sangat menderita itu berjuang dan berkorban, patah tumbuh hilang
berganti, mencari kebenaran yang.bisa menjelamatkan tanah air dan rakyat--hal
ini sungguh mengharukan dan patut dipuji. Tetapi hanya sesudah Perang Dunia
Pertama dan Revolusi Oktober di Rusia, barulah didapati
Marxisme-Leninisme--kebenaran yang terbaik--sebagai senjata yang paling ampuh
untuk membebaskan bangsa kita, sedangkan Partai Komunis Tiongkok adalah
penganjur, propagandis dan organisator untuk mengangkat senjata itu. Serenta
kebenaran umum Marxisme-Leninisme dipadukan dengan praktek konkrit revolusi
Tiongkok, maka berubahlah wajah revolusi Tiongkok mendjadi serba baru. Sejak
Perang Melawan Agresi Jepang, berdasarkan kebenaran umum Marxisme-Leninisme,
Partai kita sudah maju selangkah dalam menyelidiki praktek konkrit Perang
Melawan Agresi Jepang serta dalam menyelidiki Tiongkok sekarang dan dunia
sekarang; dalam pada itu juga sedikit mulai menyelidiki sejarah Tiongkok. Semua
ini adalah gejala yang sangat baik.
II
Tetapi
pada kita masih terdapat kekurangan, bahkan kekurangan yang amat besar. Pada
hemat saya, jika kekurangan semacam ini tidak diatasi, pekerjaan kita tak dapat
meningkat lebih landjut, dan kita tak dapat maju lebih jauh dalam usaha besar
untuk memadukan kebenaran umum Marxisme-Leninisme dengan praktek konkrit
revolusi Tiongkok.
Pertama2
mengenai soal menyelidiki keadaan sekarang. Didalam suatu partai besar seperti
Partai kita ini, meskipun sudah diperoleh beberapa hasil dalam menyelidiki
keadaan dalam dan luar negeri sekarang, tetapi mengenai berbagai
lapangannya--baik politik, kemiliteran, ekonomi ataupun kebudayaan--bahan2 yang
kita kumpulkan hanya sepotong2, penyelidikan kita masih belum sistematis. Pada
umumnya, selama dua puluh tahun ini kita belum pernah melakukan pekerjaan
secara sistematis dan rapi dalam mengumpulkan dan mempelajari bahan2 di
lapangan2 tersebut, dan kita kekurangan suasana hangat untuk menyelidiki dan
mempelajari kenyataan objektif. Diantara banjak kawan didalam Partai kita masih
terus terdapat langgam yang sangat buruk, yang sama sekali berlawanan dengan
jiwa pokok Marxisme-Leninisme, misalnya langgam seperti "menangkap burung
gereja dengan mata tertutup", "si buta meraba2 mencari ikan"*),
bekerja secara ceroboh, berbual dengan panjang lebar dan puas akan pengetahuan
yang dangkal. Marx, Engels, Lenin dan Stalin mengadjar kita supaya sungguh2
menyelidiki keadaan dengan berpangkal pada kenyataan objektif dan bukanlah
berpangkal pada kemauan subjektif. Tetapi kebenaran ini langsung dilanggar oleh
banjak kawan kita.
Selanjutnya
mengenal soal mempelajari sejarah. Meskipun pekerjaan ini pernah dilakukan oleh
sejumlah kecil anggota Partai dan simpatisan Partai, tetapi tidak pernah
dilakukannya secara terorganisasi. Baik sejarah Tiongkok selama seratus tahun
ini maupun sejarah Tiongkok purbakala, masih gelap-gulita bagi banyak anggota
Partai. Dalam pembicaraannya, banjak sarjana Marxis-Leninis menyebut2 Yunani
saja, tetapi tentang nenek moyangnja sendiri, maaflah, sudah lupa. Suasana
untuk sungguh2 menyelidiki keadaan sekarang tidak hangat, begitu juga suasana
untuk sungguh2 mempelajari sejarah.
Selanjutnja
mengenai soal mempelajari pengalaman revolusi internasional dan soal
mempelajari kebenaran umum Marxisme-Leninisme. Banyak kawan belajar
Marxisme-Leninisme tampaknya bukan untuk keperluan praktek revolusi, melainkan
semata2 untuk belajar saja. Oleh sebab itu, walaupun mereka sudah membacanja,
tetapi tak dapat mencernakannya. Mereka hanya tahu mengutip perkataan2 dan
ungkapan2 yang tersendiri2 dari Marx, Engels, Lenin dan Stalin secara berat
sebelah, tetapi tidak tahu menggunakan pendirian, pandangan dan metodenya untuk
menyelidiki keadaan Tiongkok sekarang dan sejarah Tiongkok secara konkrit,
untuk menganalisa dan memecahkan masalah2 revolusi Tiongkok secara konkrit.
Sikap terhadap Marxisme-Leninisme yang demikian sangat berbahaya, dan lebih2
berbahaya bagi kader2 tingkat menengah keatas.
Tadi
sudah saja bicarakan keadaan pada tiga lapangan: tidak mementingkan penyelidikan
keadaan sekarang, tidak mementingkan penyelidikan sejarah dan tidak
mementingkan penggunaan Marxisme-Leninisme. Ini langgam yang buruk sekali.
Tersebarnya langgam ini telah mencelakakan banyak kawan kita.
Memang,
banyak kawan didalam barisan kita sekarang sudah mendjadi rusak karena
terjangkit langgam ini. Tidak mau menyelidiki dan mempelajari keadaan konkrit
luar dan dalam negeri, luar dan dalam propinsi, luar dan dalam kabupaten serta
luar dan dalam kewedanaan secara sistematis dan rapi, melainkan main perintah
saja berdasarkan pengetahuan yang dangkal, dan berdasarkan dugaan
"demikian seharusnya"--bukankah langgam subjektivisme ini masih
terdapat diantara banyak kawan kita?
Ada
yang tidak merasa malu malahan merasa bangga karena sama sekali tidak mengetahui
atau sedikit sekali mengetahui sejarah bangsanya sendiri. Terutamanya, sangat
sedikit yang betul2 mengetahui sejarah Partai Komunis Tiongkok dan sejarah
Tiongkok seratus tahun ini, yaitu sejarah Tiongkok sesudah Perang Candu. Boleh
dikatakan belum ada seorangpun yang sudah mulai sungguh2 mempelajari sejarah
ekonomi, politik, kemiliteran dan kebudayaan seratus tahun ini. Beberapa orang
tidak berpengetahuan tentang Tiongkok kita sendiri, maka yang tinggal padanya
hanyalah ceritera2 tentang Yunani dan negeri2 asing. Dan kasihan benar,
ceritera2 itu diambilnja sepotong2 dari tumpukan kertas usang negeri asing.
Selama
puluhan tahun ini banyak sekali pelajar yang belajar di luar negeri dihinggapi
penyakit ini. Sekembalinja dari Eropa, Amerika atau Jepang, mereka hanya tahu
berceritera tentang hal2 negeri asing yang ditelannya mentah2. Mereka memainkan
peranan selaku gramopon, dan melupakan kewajibannya untuk mengenal dan
menciptakan hal2 yang baru. Penjakit ini menulari juga Partai Komunis.
Yang
kita peladjari ialah Marxisme, tetapi banyak diantara kita belajar Marxisme
dengan metode yang langsung berlawanan dengan Marxisme. Artinja mereka
melanggar suatu prinsip pokok yang berulang2 dinasihatkan oleh Marx, Engels,
Lenin dan Stalin, yakni prinsip kesatuan teori dengan praktek. Karena sudah
melanggar prinsip ini, mereka sendiri lalu menciptakan suatu prinsip yang
sebaliknya: pemisahan teori dari praktek. Dalam pendidikan di sekolah, dan
dalam pendidikan untuk kader2 yang tidak lepas dari pekerjaannya, guru filsafat
tidak membimbing pelajarnya menyelidiki logika revolusi Tiongkok, guru ilmu
ekonomi tidak membimbing pelajarnja menyelidiki keistimewaan2 perekonomian
Tiongkok, guru ilmu politik tidak membimbing pelajarnja menyelidiki taktik2
revolusi Tiongkok, dan guru kemiliteran tidak membimbing pelajarnja menyelidiki
strategi dan taktik yang cocok dengan keistimewaan Tiongkok, dan sebagainja.
Akibatnja, kesalahan2 menjalar sehingga sangat mencelakakan orang. Apa yang
dipeladjari di Yénan tidak bisa digunakan di Kabupaten Fu1).
Profesor ilmu ekonomi tidak mampu memberi penjelasan tentang piénpi dan fapi2),
pelajarnja tentu tidak mampu juga. Jadi, di kalangan banyak peladjar
terpupuklah semacam perasaan yang tidak normal: tidak menaruh minat kepada
masalah Tiongkok dan tidak mementingkan petunjuk Partai, melainkan hanya
tertarik kepada dogma yang diterima dari gurunya dan yang kekal abadi
katanya.
Sudah
tentu, yang saya sebut tadi itu ialah contoh2 yang sangat buruk
di dalam Partai kita, bukan umumnya begitu. Sungguhpun demikian, contoh2 itu
betul2 ada, malah agak banyak jumlahnya dan agak besar bahayanja pula,
maka tidak boleh kita remehkannya.
III
Untuk
berulang2 rnenjelaskan arti ini, saya ingin memperbandingkan dua sikap yang
saling berlawanan.
Pertama:
sikap subjektivisme.
Sikap
ini berarti tidak menyelidiki keadaan sekitarnya secara sistematis dan rapi,
bekerja dengan kegairahan subjektif saja, dan masih samar2 akan wajah Tiongkok
sekarang. Sikap ini berarti memotong2 sejarah, hanya mengetahui Yunani tetapi
tidak mengetahui Tiongkok, dan gelap sama sekali akan wadjah Tiongkok kemarin
dan Tiongkok kemarin dulu. Sikap ini berarti mempelajari teori
Marxisme-Leninisme dengan abstrak dan dengan tidak bertudjuan. Orang yang
bersikap demikian bukan mencari pendirian, pandangan dan metode dari Marx,
Engels, Lenin dan Stalin untuk memecahkan soal teori dan soal taktik revolusi
Tiongkok, melainkan belajar teori semata2 untuk belajar teori saja. Bukan
melepaskan panah dengan bersasaran, tetapi melepaskan panah tanpa bersasaran.
Marx, Engels, Lenin dan Stalin mengajar kita: harus berpangkal pada kenyataan
yang ada pada objektif, dan menarik daripadanja hukum2 untuk membimbing
tindakan kita. Untuk maksud ini, kita harus memiliki bahan2, sampai
seluk-beluknja, menganalisanja secara keilmuan dan menyelidikinja secara
sintesis, sebagaimana dikatakan Marx3). Tetapi
banyak diantara kita tidak berbuat demikian, bahkan sebaliknya. Diantaranja
banyak yang melakukan pekerjaan penyelidikan, tetapi mereka tidak berniat
sedikitpun untuk menyelidiki Tiongkok sekarang dan Tiongkok kemarin, melainkan
hanya menaruh minatnya pada penjelidikan "teori" yang kosong dan
terpisah dari praktek. Banyak yang melakukan pekerjaan praktis, tetapi mereka
tidak memperhatikan penyelidikan atas keadaan objektif, atjap kali menyandarkan
dirinya pada kegairahan saja, dan menggantikan politik dengan perasaannya
sendiri. Kedua macam orang ini berpangkal pada subjektif dan mengabaikan adanya
kenyataan objektif. Kalau berpidato, mereka membariskan A, B, C, D..., selandjutnya
1, 2, 3, 4 dan seterusnya; kalau mengarang, mereka menulis dengan panjang lebar
saja. Mereka tidak berusaha mencari kebenaran dari kenyataan, melainkan
bermaksud mengambil hati massa dengan perkataan yang muluk2. Besar bungkus tak
berisi, bagai tong kosong nyaring bunjinya. "Utusan raja" terdapat
di-mana2**), menganggap dirinya yang benar dan nomor satu diatas
dunia. lnilah langgam beberapa kawan di dalam barisan kita. Langgam ini akan
mencelakakan diri sendiri apabila digunakan sebagai asas untuk mengatur
kehidupan diri sendiri; ia akan mencelakakan orang lain apabila digunakan untuk
mengajar orang lain; dan ia akan mencelakakan revolusi apabila digunakan untuk
memimpin revolusi. Pendeknja, metode subjektivisme yang anti ilmu pengetahuan
dan anti Marxisme-Leninisme ini adalah musuh utama Partai Komunis, musuh utama
klas buruh, musuh utama rakyat dan musuh utama bangsa, dan adalah semacam
perwujudan tidak murninya sifat-kepartaian. Musuh utama sudah di hadapan kita
dan harus kita hancurkan. Hanya apabila subjektivisme sudah dihancurkan,
barulah kebenaran Marxisme-Leninisme bisa ditegakkan, sifat-kepartaian bisa
teguh dan revolusi bisa menang. Harus dinyatakan, bahwa tidak adanya sikap
keilmuan, yaitu sikap Marxisme-Leninisme yang menyatukan teori dengan praktek,
berarti tidak adanya atau tidak sempurnanya sifat-kepartaian.
Ada
sebuah bait yang menggambarkan orang semacam tersebut, bunyinya:
Alang2
di tembok
berat
kepalanya, lemah pokoknya, dangkal akarnya.
Rebung
di gunung
runcing
pucuknja, tebal kulitnya, kosong isinya.
Coba
lihat, bukankah ini serupa dengan orang yang tidak bersikap keilmuan, dengan
orang yang hanya tahu mengapal beberapa kata dan kalimat dari karangan2 Marx,
Engels, Lenin dan Stalin, dengan orang yang hanya mendapat nama pandai tetapi
sebenarnja tidak berpengetahuan? Seandainya ada orang yang sungguh2 mau
mengobati penjakitnya, saya menasihatkan supaya mencatat bait ini, atau kalau
lebih berani, menempelkannya pada dinding kamarnya. Marxisme-Leninisme adalah
ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang diperoleh hanya
dengan sikap jujur, tidak boleh curang sedikitpun. Baiklah kita bersikap jujur!
Kedua,
sikap Marxisme-Leninisme.
Sikap
ini berarti menggunakan teori dan metode Marxisme-Leninisme untuk menyelidiki
dan mempelajari keadaan sekitarnya secara sistematis dan rapi. Bukan bekerja
dengan kegairahan saja, melainkan memadukan ketabahan revolusioner dengan jiwa
praktis, sebagaimana dikatakan Stalin4). Sikap
ini berarti tidak memotong2 sejarah. Tidak cukup hanya mengetahui Yunani saja,
tetapi juga harus mengetahui Tiongkok; bukan saja harus mengetahui sejarah
revolusi negeri asing, tetapi juga sejarah revolusi Tiongkok; bukan saja harus
mengetahui Tiongkok sekarang, tetapi juga Tiongkok kemarin dan Tiongkok kemarin
dulu. Sikap ini berarti mempelajari teori Marxisme-Leninisme dengan tujuan
untuk memadukan teori Marxisme-Leninisme dengan gerakan praktis revolusi
Tiongkok, dan berarti mencari pendirian, pandangan dan metode dari teori
Marxisme-Leninisme untuk memecahkan soal teori dan soal taktik revolusi
Tiongkok. Sikap ini berarti melepaskan panah dengan bersasaran.
"Sasaran" ialah revolusi Tiongkok, "panah" ialah
Marxisme-Leninisme. Kita, orang Komunis Tiongkok, mencari "panah"
ini, sebabnya ialah untuk memanah "sasaran", yaitu revolusi Tiongkok
dan revolusi di Timur. Ini berarti sikap mencari kebenaran dari kenyataan.
"Kenyataan" ialah segala benda yang ada pada objektif,
"kebenaran" ialah hubungan intern dalam benda yang obyektif, yakni
hukum2nya, dan "mencari" berarti kita menyelidiki. Kita harus
berpangkal pada keadaan sewajarnya daripada luar dan dalam negeri, luar dan
dalam propinsi, luar dan dalam kabupaten serta luar dan dalam kewedanaan, dan
menarik hukum2 yang memang ada dan yang bukan di-bikin2 dari keadaan yang
sewajarnja itu, yaitu mencari hubungan intern daripada kejadian2 sekitarnya
untuk membimbing tindakan kita. Kalau mau berbuat demikian, janganlah kita
bersandar pada dugaan subjektif, kegairahan yang sementara, dan buku2 yang
tidak berjiwa, melainkan bersandar pada kenyataan yang ada pada objektif,
memiliki bahan2 sampai seluk-beluknya, menarik kesimpulan yang tepat dari
bahan2 itu di bawah tuntunan prinsip2 Marxisme-Leninisme yang umum. Kesimpulan
ini bukan membariskan gejala2 dengan A, B, C, D ..., juga bukan karangan yang
ditulis dengan panjang lebar dan isinya membosankan, melainkan kesimpulan
secara keilmuan. Inilah sikap yang berusaha mencari kebenaran dari kenyataan,
dan tidak bermaksud mengambil hati massa dengan perkataan yang muluk2. Sikap
ini ialah perwujudan sifat-kepartaian, ialah langgam-kerja Marxisme-Leninisme,
suatu langgam penyatuan teori dengan praktek. Inilah sikap yang sekurang2nya
harus ada pada setiap anggota Partai Komunis. Kalau sudah ada sikap ini, maka
bukan lagi "berat kepalanya, lemah pokoknya, dangkal akarnya", juga
bukan "runcing pucuknya, tebal kulitnya, kosong isinya".
IV
Berdasarkan
alasan2 tadi, saya mengajukan usul2 sebagai berikut:
1)
Kepada seluruh Partai diajukan tugas menyelidiki keadaan sekitarnya secara
sistematis dan rapi. Dengan berdasarkan teori dan metode Marxisme-Leninisme,
mengadakan penyelidikan dan pelajaran yang teliti atas gerak-gerik musuh, teman
dan kita sendiri di lapangan ekonomi, keuangan, politik, kemiliteran,
kebudayaan dan urusan kepartaian, selanjutnya menarik kesimpulan yang
semestinya dan seperlunya. Untuk maksud ini, perhatian kawan2 harus diarahkan
ke lapangan penyelidikan dan pelajaran atas kenyataan yang praktis ini. Harus
berusaha supaya kawan2 tahu, bahwa tugas pokok dari badan2 pimpinan Partai
Komunis terletak pada dua hal yang besar: memahami keadaan dan berpegang teguh
pada politik. Yang pertama ialah yang disebut mengenal dunia, dan yang kedua
ialah yang disebut mengubah dunia. Harus berusaha supaya kawan2 tahu, bahwa
tanpa penyelidikan tiada hak untuk berbicara, bahwa tiada gunanya untuk berbual
dengan panjang lebar atau membariskan gejala2 dengan 1, 2, 3, 4 .... Misalnya,
mengenai pekerjaan propaganda, kita tidak akan dapat menetapkan politik
propaganda kita dengan tepat, jika kita tidak memahami keadaan propaganda pihak
musuh, teman dan kita sendiri. Pekerjaan setiap cabang dapat dibereskan
sebaik2nya hanya sesudah keadaannya dipahami. Meluaskan rencana penyelidikan
dan pelajaran ke seluruh Partai, adalah suatu mata-rantai pokok untuk mengubah
langgam-kerja Partai.
2)
Tenaga2 harus dikumpulkan untuk menyelidiki sejarah Tiongkok seratus tahun ini
di atas dasar pembagian kerja dan kerja sama, supaya keadaan yang tidak
terorganisasi itu dapat diatasi. Pertama2 haruslah diadakan pelajaran secara
analisa atas sejarah ekonomi, politik, kemiliteran dan kebudajaan, dan kemudian
baru mungkin diadakan pelajaran secara sintesis.
3)
Dalam pendidikan untuk kader yang tidak lepas dari pekerjaannya dan untuk
sekolah kader, kita harus menetapkan haluan supaya penyelidikan atas masalah
revolusi Tiongkok yang praktis didjadikan pokok, prinsip2 pokok
Marxisme-Leninisme didjadikan pedoman, dan menghapuskan metode yang mempelajari
Marxisme-Leninisme secara statis dan terpisah2. Pelajaran Ringkas Sejarah
Partai Komunis Soviet Uni (B) harus didjadikan bahan pokok dalam
mempelajari Marxisme-Leninisme. Pelajaran Ringkas Sejarah Partai Komunis
Soviet Uni (B) adalah suatu sintese dan kesimpulan yang tertinggi tentang
gerakan Komunis sedunia selama seratus tahun ini, adalah suatu contoh tentang
pemaduan teori dengan praktek, satu2nya contoh yang sempurna di seluruh dunia.
Kalau kita sudah melihat bagaimana Lenin dan Stalin memadukan kebenaran umum
Marxisme dengan praktek konkrit revolusi Soviet dan dengan demikian mengembangkan
Marxisme, maka kita dapat mengetahui bagaimana seharusnja kita bekerja di
Tiongkok.
Kita
sudah melalui banyak jalan yang salah. Tetapi kesalahan sering merupakan
penunjuk untuk menuju djalan yang benar. Saja percaya, dalam keadaan2 revolusi
Tiongkok dan revolusi dunia yang sedemikian hidup dan kaya, perubahan dalam
pelajaran kita ini pasti akan membawa hasil2 yang baik.
Mei 1941
Panitia Penerbit Pilihan Tulisan Mau Tje-tung
dari
Central Comite Partai Komunis Tiongkok
Keterangan
*)
Ke-dua2nya adalah peribahasa Tiongkok-Penterjemah.
1)
Kabupaten Fu letaknya kira-kira 70 kilometer disebelah selatan dari Yénan.
2)
Piénpi adalah uang kertas yang dikeluarkan oleh bank Pemerintah Daerah
Perbatasan Sensi-Kansu-Ningsia. Fapi adalah uang kertas yang dikeluarkan
sesudah tahun 1935 oleh empat bank besar milik modal birokrat Kuomintang dengan
sokongan imperialis Inggeris dan Amerika Serikat. Yang dimaksudkan dalam
tulisan ini ialah soal perubahan kurs antara piénpi dengan fapi
pada waktu itu.
3)
Lihat tulisan Marx: Kapital, djilid I, Kata Susulan pada Edisi
Jerman yang Kedua. Dalam tulisan itu Marx mengatakan: "Untuk
penyelidikan harus menguasai bahan2 sampai seluk-beluknya, menganalisa
bermacam2 bentuk perkembangan bahan2 itu, dan mencari hubungan intern bentuk2 itu.
Hanya setelah pekerjaan ini selesai, barulah mungkin ada pendjelasan yang
selayaknya atas gerakan yang nyata."
**)
Sebelum tahun 1935, ketika Central Comite Partai Komunis Tiongkok dikuasai oleh
garis penjelewengan "Kiri", banyak wakil Central Comite dikirim
kemana2 untuk mewujudkan garisnya yang salah itu di seluruh negeri. Yang
disebut "utusan raja" ialah wakil2 Central Comite tersebut--Penterjemah.
4)
Lihat tulisan Stalin Dasar2 Leninisme, bagian IX, Langgam-kerja.
0 komentar:
Posting Komentar