Marina Carman
Democratik Socialist Party of
Australia
Sumber: Team Penerjemah KPP-PRD
Serangan terhadap hak-hak wanita.
Sejak berlakunya krisis ekonomi
berkepanjangan 1970-an pemerintah-pemerintah di seluruh dunia telah mencoba
untuk memotong upah dan pekerjaan, pelayanan sosial, dan kesejahteraan publik.
Sementara subsidi dan potongan pajak bagi bisnis-bisnis besar terus
meningkat .
Hak-hak yang telah dimenagkan oleh
pekerja, kelompok-kelompok perempuan, dan pendatang juga diserang. Untuk
membenarkan serangan pada pelayanan anak publik, hak perempuan untuk pekerjaan
dan pendidikan yang sama , dan pelayanan perempuan, arahan ideologis telah
diakselerasikan oleh pemerintah-pemerintah itu untuk mendorong wanita kembali
pada peranan istri, ibu dan buruh yang tak dibayar.
Saat ini banyak anak muda tertarik dengan hak-hak perempuan dan ide-ide
feminis. Tetapi gerakan yang
terorganisisr masih lemah. Kepentingan saja ternyata tak cukup untuk
menghentikan agenda anti perempuan . selain
beberapa kampanye yang bagus tak ada lagi kampanya yang besar sekarang.
Tanpa melanjutkan aksi ini, kemenagan
yang telah diraih akan hilang kembali. Saat ini gerakan berada dalam titik
terendah sejak 1970-an, dan kita punya tugas mendesak untuk membangun kembali
gerakan itu. Untungnya kita masih punya banyak kemenangan yang akan mempermudah perjuangan itu.
Gerakan itu secara masif menaikkan
pengharapan dan kesadaran tentang
hak-hak wanita- hal ini masih bisa dicatat pada tingkatan tinggi kesadaran
feminis dasar hari ini, meskipun kesadaran ini telah tidur. Kita masih
mempunyai banyk reformasi konkrit: hak formal untuk upah yang sama, kesempatan
bekerja yang sama, kebebasan dari diskriminasi. Sangat sulit bahkan bagi
pemerintahan liberal untuk secara terbuka mengambilnya kembali sekarnag,
meskipun jalan juga terbuka bagi mereka untuk melakukannya.
FEMINISME LIBERAL.
Selama tahun 1980-an banyak
kepemimpinan gerakan disuap dengan kedudukan-dedudukan dalam birokrasi
pemerintah dan akademia (banyak diantaranya baru-dibuat untuk menempati
sudut-sudut feminis) yang sering terikat degan pemerintah dinegara-negara maju.
Reformasi feminis yang dipaksakan
dari sistem oleh gerakan massa digunakan oleh femisnis-feminis ini untuk
menyimpangkan kritisme dari dukungan kuat kepada partai-partai berkuasa . Hal
ini menimbulkan sejumlah kebijakan minus mengenai wanita, seperti bayaran untuk
pendidikan yang lebih tinggi, pemotongan pekerjan dan serangan pada hak berserikat;
menolak untuk mengambil posisi partai dalam hak aborsi; Banyak aktivis feminis
dari kelompok yang militan dalam awal
gerakan ,menjadi terjebak dalam kerja
kesejahteraan yang dibiayai oelh pemerintah dan sering secara politik
berkompromi karena ketakutan dananya ditarik.
Keindependenan politik gerakan
pembebasan perempuan diragukan. Kaum Femokrat (feminis demokrat) dan politik
perempuan secara aktif mendemobolisasi kampanye mengancam kekuatan elektoral
partai yang berkuasa (sumber dana mereka
dan jalan karir mereka). Dan metode lobi
dan perspektif reformis disemangati oleh feminis-feminis ini, yang bekerja
untuk mencegah segala pukulan radikal dari buruh, menjadi lebih dan lebih
dominan dalam gerakan.
Proses yang sama dalam pemilihan
anggota diterapkan pada serikat buruh tahun 1980-an melalui persetujuan harga
dan pendapatan. Hal ini kemudian memperlemah gerakan pembebasan perempuan
sebagaimana serikat gagal memobilisasi
melawan serangan yang lebih luas terhadap persoalan-persoalan seperti
hak buruh dan derma.
Hari ini, sementara banyak perempuan
masih berbicara tentang hak yang sama dan perlunya organisasi feminis, mereka
telah meninggalkan proyek pembangunan
gerakan massa pembebasan perempuan yang bertujuan dan mempunyai kekuatan
untuk menaikkan kondisi semua perempuan. Dalam praktisnya, mereka mendukung
kampanya sepanjang itu tak dapat menentang kepentingan mereka sendiri yang
mengalir dari posisi istimewa yang sekarang mereka pegang.
Feminis liberal mempunyai akses yang
jauh lebih besar terhadap uang, media dan
pembuat keputusan kebijakan publik daripada kelas pekerja perempuan atau
orang kiri. Dan keberadaan media massa dan partai politik hanya terlalu
bergelora untuk mempromosikan transformasi feminisme dari basis yang luas,
gerakan militan melawan penindasan perempuan dan untuk transformasi kolektif masyarakat, kedalam
suatu fokus pada hak-hak individu, pencapaian individu dan solusi individu yang
sedikit demi sedikit tanpa menantang struktur fundamental atau elit penguasa,
akan membuat sedikit perempuan meningkatkan peran mereka dalam mereformasi
status quo.
Satu contoh dari perspektif ini
adalah buku kedua Naomi Wolf Fire with Fire dimana ia menunjukkan pentingnya "feminisme kekuatan"
pada tahun 1990-an. Perempuan sudah "kuat", katanya, karena mereka
memegang lebih dari 50 % suara di AS, karena "sekarang ada 2, 339 juta
perempuan AS dengan pendapatan pertahun lebih dari $50.000" dan karena
mereka menempati 80% pengeluaran konsumen. Kita hanya perlu menghentikan buku
Wolf langsung pada keistimewaan yang seperti dirinya sendiri akan diterima kedalam kemapanan pria, bahkan mungkin ke
dalam kelas berkuasa sejati, bila mereka memakai "femisisme " mereka
.
TANTANGAN TERHADAP FEMINIS LEBERAL
Sejak tahun 1980-an tak ada gerakan
terorganisir yang cukup kuat untuk
menantang feminisme liberal. Seluruh kampanye besar sebenarnya telah
disubordinasikan pada perwakilan untu melobi partai buruh sementara yang
lainnya disuruh pulang dan menulis surat.
Pawai dan reli pada hari Perempuan
seDunia setiap tahun hanyalah satu-satunya mobilisasi tahunan besar dengan
kerangka kerj yang cukup besar untuk merepon setiap serangan terhadap hak-hak
perempuan dan menaikkan sejumlah tuntutan.
Tetapi even ini gagal untuk
menggambarkan orang pada aksi yang sedang berlangsung. Mereka yang selalu
mencoba untuk membangun gerakan bagi pembebasan semua perempuan menemui
tantangan besar dari mengambil kepemimpinan gerakan dari feminis liberal.
Perspektif feminis liberal semakin
tak berguna dalam menanggapi serangan yang terakselerasi terhadap wanita oleh
pemerintah.
Tetapi suatu gerakan yang lemah,
terdominasi untuk menantang sernag ideologi dari kelas pengiuasa telah
menghasilkan dalam suatu kemurtadan kesadaran feminis umum. Kebutuhan menjadi
feminis secara keseluruhan diuji lebih luas, dan iede-ide sexis lebih bisa
diterima. Sementara pengakuan
ketidaksetaraan perempuamasih cukup tinggi dalam masyarakat, suatu
pengertian mengapa ini persoalan dan
bagaimana melawannya.
Hal ini membuat banyak perdebatan
baru muncul dalam putaran feminis terutama penting dan mendesak. Kita harus
mengambil keuntungan dari perjuangan yang masih kita miliki, untuk
mendorongnya. Ada diskusi besar diperlukan tentang bagaimana cara melakukannya.
Trend Feminis saat Ini
Diantara mereka yang menolak liberal
feminisme sebagai titik akhir untuk perubahan saat ini ada tiga trend besar:
Feminisme Marxis, Feminisme Post Modernis dan Feminisme Radikal. Kami,
Resistence adalah bagian dari trend yang
pertama dan percaya bahwa yang dua lainnya adalah kontraproduktif pada tujuan
untuk mendirikan kembali gerakan yang diperlukan untuk mencapai pembebasan
perempuan.
Banyak feminis akan mengedepankan
suatu campuran pillihan dari pendekatan feminis. Dan banyk feminis masih sangat
dipengaruhi oleh individualisme liuberal.Hal ini dikarenakan terutama
pembelokan gerakan dan kekuatan konserfatif dominan dalam masyarakat dan secara
umum telah membelokkan kepercayaan tentang aksi kolektif dan sebenarnya menjadi
mampu untuk merubah sistem yang menindas perempuan.
Marilah kita bahas bersama trend
feminisme itu:
Feminisme Marxis
Tak seperti feminisme liberal,
feminis Marxis percaya bahwa kapitalisme hanya dapat membuat "sukses"
untuk sejumlah kecil perempuan. Dan sejarahnya ia hanya membuat demikian
dibawah tekanan dari bawah. Kesetaraan penuh bagi semua perempuan tak bisa
dicapai di bawah kapitalisme. Pembebasan individual adalah mustahil karena
seksisme adalah persoalan sosial yang berhembus dari penindasan institusional
terhadap perempuan dalam kapitalisme.
Kapitalisme berdasarkan pada peranan
sedikit orang yang berkuasa yang memiliki semua sumber ekonomi dan industri,
diluar kita semua yang dipaksa untuk kerja upahan untuk hidup-kelas pekerja.
Sistem ini alat untuk kebutuhan minoritas, untuk pengejaran keuntungan dan
karenanya menimbulkan perampasan, eksploitasi, dan penindasan (dalam segala
bentuk) dari mayoritas. Dan setiap institusi besarnya mendukung bahwa:
pemerintah, keluarga, media, polisi, sistem pendidikan, dan sistem legal.
Sebenarnya, satu-satunya jalan bagi
perempuan, dan semua kaum tertindas untuk memenagkan pembebasan adalah dengan
melawan untuk sebuah sistem baru yang demokratik- masyarakat yang berfungsi
untuk menemukan kebutuhan mayoritas orang dan lingkungan lebih baik dari
minoritas yang haus keuntungan.
Satu-satunya kekuatan yang mampu
untuk membuat masyarakat sosialis baru ini adala kelas pekerja, membuat semua
kesejahteraan masyarakat. Pertempuran melawan penindasan lain yang memisahkan
kelas pekerja-rasisme,seksisme, penindasan bangsa-adalah tak dapat
dihindarai untuk menggulingkan
kapitalisme karena kelas pekerja yang terbelah tidaklah cukup kuat untuk
mengalahkan kelas kapitalis yang sedang berkuasa. Penindasan perempuan adalah
bagian yang esensial dari sistem kapitalis.
Seksisme pernah dibenarkan, menopang
suatu institusi yang penting bagi kapitalisme:keluarga. Keluarga mengizinkan
kelas berkuasa untuk menghapuskan semua tanggung-jawab bagi kesejahteraan
ekonomi dan perawatan pekerja mereka dan menimbulkan pembagian masyarakat ke
dalam kelas-kelas dengan mengizinkan pemilikan properti dari satu generasi ke
generasi lainnya dalam kelas mereka.
Unit keluarga individual menjaga para
pekerja berkompetisi untuk bertahan hidup, mndorong pembagian sosial buruh
berdasarkan penaklukan dan ketergantungan ekonomi perempuan, dan membantu untuk
mensosialisasikan generasi baru dalam hubungan otoriterian hirarki yang
diperlukan untuk membuat kelas pekrja tetap pasif.
Seksisme membuat perempuan bekerja
keras mengurusi pekerjaan rumah tangga, semuanya dilakuakn dengan gratis. Ia
menyebabkan majikan untuk menggaji perempuan lebih sedikit.
Semua perempuan tertindas sebagai
perempuan, tetapi dampak penindasan itu berbeda bagi perempuan pada kelas yang
berbeda.
Perjuangan seputar aspek-aspek spesifik
dari penindasn perempuan memerlukan terlibatnya perempuan dari latar sosial
berbeda. Tetapi gerakan masa pembebasan perempuan Marxis bertujuan untuk
mendirikan akan menjadi dasar kelas pekerja dalam komposisi,orientasi, dan
kepemimpinan karena hanya sebuah gerakan bisa meraih pembebasan perempuan
sejati.
Gerakan feminis massa, yang berjuang
bagi kesetaraan bagi semua perempuan, tak dapat dihindarkan lagi membutuhkan
reorganisasi total dalam masyarakat dalam kepentingan minoritas, yaitu membuka
kapitalisme.
Sebuah gerakan akan menuntut: hak
bagi perempuan untuk mengontrol tubuh mereka sendiri: legal penuh, kesamaan
politik dan sosial; hak untuk merdeka secara ekonomi dan kesetaraan, kesempatan
studi yang setara,hak untuk bebas dari kekerasan dan eksploitasi, dan bebas
dari penindasan seksualitas manusia.
Hanya masyarakat sosialis yang bisa
memenuhi tuntutan ini: memindahkan paksaan ekonomi dibalik perbudakan perempuan
dalam keluarga; mengambil pertanggung-jawaban sosial bagi tugas-tugas yang tadinya
dilakuak dengan gratis oleh perempuan dalam rumah; memindahkan eksploitasi
kelas.
Dibawah sosialisme sebagian besar
manusia baik perempuan atau laki-laki akan menikmati eliminasi penindasan
perempuan sebagaimana masih akan membiarkan perkembangan penuhhubungan
kebutuhan manusia bebasa dari distorsi seksisme dan pengasingan seksualitas
yang dibuat oleh masyarakat kelas.
Sosialisme juga satu-satunya sistem
yang bia meniadakan penindasan lain yang diderita banyak perempuan, seperti
rasisme, dan eksploitasi dunia ketiga oleh bangsa imperialis maju. Perempuan
tak bisa memenagkan masyarakat baru inni dan pembebasan mereka tanpa bergabung
dengan perjuangan pembebasan lain-dan dengan kelas pekerja secara keseluruhan.
Laki-laki sebagai individual
maupunkelompok, mempunyaikepentingan material dalam dan menikmati penindasan
terhadap perempuan. Sebagai kelamin mereka mempunyai akses yang lebih baik ke
pendidikan,pekerjaan dan upah yang lebih baik; mereka tak memikul dua beban
kerja upahan dan buruh domestik gratis; karena situasi ekonomi mereka yang
lebih baikmereka mempunyai akses seksual terhafdap perempuan, melalui indistri
seksual. Penindasan perempuan dalam masyarakat sosial membawa laki-laki
menerima keistimewaan yang melembaga dan keuntuntungan terhadap perempuan.
Bagaimanapun penindasan
perempuan berjalan memukul kepentingan
kelas laki-laki kelas pekerja karena ia memisahkan kelas pekerja dan
memperlemah kemampuan mereka untuk nberjuang dan menggulingkan sang penindas,
kapitalis.
Tetapi sampai laki-laki kelas pekerja
mengembangkan kesadaran kelas-sampai mereka menyadarikepentingan kelas mereka
diatas kepentingan mereka sebagai individu, dan karenanya mengerti kebutuhan
untuk bergabung dengan kaum feminis bertempur melawan seksisme- mereka akan
meletakkan kepentingan mereka sebagai anggota kelas berkuasa dahulu.
Perjuangan Marxis untuk mengembangkan
kesadaran ini dalam kelas pekerja karena analisis mereka membawa mereka untuk mengerti bahwa perjuangan oleh
perempuan melawan penindas mereka sebagai perempuan dan perjuangan untuk
menghilangkan ketidaaksetaran kels berjlan terus.
Tetapi ini bukan berarti bahwa
perempuan harus menunda perjuangan mereka sampai "setelah revolusi".
Sebalinya hubungan yang erat antara penindasan gender dan kelas memberikan kepada
perjuangan sosialisme sebuah perjuangan terpadu juga: "tak ada revolusi
sosialis tanpa pembebasan perempuan, tak ada pembebasan perempuan tanpa
revolusi sosialis"
FEMINISME POST MODERN
Post
modernisme adalah teori yang dihasilkan dari kemunduran dan demoralisasi:
Pelemahan gerakan pembebasan
perempuan tahun 1970-an dan kemunduran yang luas dari gerakan kiri di seluruh
dunia, setelah runtuhnya "komunisme di eropa timur dan Uni Soviet. Post
modernisme adalah bentuk dimana liberalisme menemukan penyewaan baru pada hidup dinegara kapitalis maju sejak
akhir 1980-an.
Pada tempat fokus gerakan pertama
terhadap pengalaman umum perempuan terhadap penindasan, post modernisme
menekankan perbedaan : perbedaan antara laki-laki dan perempuan, dan antara
perempuan sendiri, bauk berdasarkan ras, kelas, agama, etnik atau psikologis.
Politik "perbedaan"
mempertahankan bahwa karena mereka yang yang telah memimpin atas nama ilmu
pengetahuan dan kemajuan di dalam masyarakat ini mempunyai kelompok marginal
yang tereksploitasi (termasuk perempuan).
Menentang dirinya sendiri pada
"penguniversalan" pengetahuan ilmiah dan pengalaman sejarah,
feminisme post modern.
Menentang bahwa semua orang
mengamati, mengerti dan merespon segala persoalan secara berbeda. Tak ada yang
contoh mutlak dalam masyarakat. Secara khusus, dari kenyataan bahwa daya
tangkap manusia dunia melalui perantaraan bahasa, post modernisme telah
kenyataan menjadi ribuan pecahan.
Dalam prakteknya ini berarti bahwa
setiap orang harus melakukan persoalan mereka sendiri, percaya dan menghargai
individualitas dari pengalaman mereka dan ide-ide mereka, dan (seharusnya)
menghormati individualitas orang yang lain. Penindasan ekonomi dan psikologi
oleh semua perempuan dibagikan oleh semua perempuan keluaran dari keadaan.
Sementara Marxis juga akan
bertanya netralitas dari ilmu
pengetahuan atau alasan atau kemajuan dibawah kapitalisme, kita berfikir bahwa
keadaan realitras objektif, sebagaimana ide-ide dan teori mampu menjelaskan hukum
dengan siapa fungsi realitas objektif.Tujuan kita adalahuntuk mengenali dan mempelajari kenyatan ini dalam rangka
untuk merubahnya.
Tetapi bagi kaum post modernis, pembebasan itu
terpisah dari perjuangan lain untuk merubah masyarakat, dan menjadi perjuangan
individual dan subjektif.
Terlebih, setiap seruan pada realitas
objektif, termasukpengalaman umum, terlihat sebagai penindasan pandangan
personal orang lain. Jadi berbicara penindasan sistematis atau kebutuhan untuk
bersatu untuk melawannya disadari tak hanyatak dapat diminta tetapi penindasan.
Post modernisme adalah isu utama
perdebatan pada konferensi NOWSA tahun 1994.Sementara banyak orang akan dengan
bangga mencap dirinya sendiri sebagai post modernis sekarang, asumsi dasar
entang post moderrnisme adalah hidup dalam studi perempuan dan diantara aktivis
kampus.
Ide yang tak dapat kamu katakan bagi
setiap kelompok yang tertindas bahw kamu bukanlah bagian dari ide bahwa hal
yang terpenting untuk kamu lakukan adalah untuk "mendefinisikan"
Ide bahwa lebih penting untuk membicarakan
seberapa berbedanya perempuan satu sama lain, dan bagaima perempuan kelas
menengah kulit putih mendominasi gerakan, daripada membicarakan pengalaman umum
perempuan dan apa yang harus dilakukan
tentang itu;dan
Ide tentang bagaimana kmu rasa tentang
hal-hal yang kamu lihat atau alami membedakan apakah itu penindasan atau bukan.
Mengikuti kesimpulan logikal mereka, ide ini bermaksud bahwa setiapusaha untuk
mengenali dan mengerti penindasan perempuan, dan untuk bersatu dan melawannya
adalah pasti. Post modernisme mempunyai dampak destruktif ketika mendirikan
gerakan melawan penindasan perempuan.
FEMINISME RADIKAL
Feminisme radikal berlawanan dengan
individualismenya post modernisme, menawarkan analisis struktural terhadap
penindasan perempuan dan solusi sosial-meskipun salah.
Feminiusme radikal mengatakan bahwa
sistem dominasi laki-laki terhadap perempuan-apa yang mereka sebut
"patriakal"-datang dari perbedaan biologi antara jenis
kelamin,khususnya peran perempuan dalam reproduksi .
Perbedan essensial ini, kata mereka
adalah basis material dari perempuan selalu dipandang dan diperrlakukan oleh
laki-laki sebagai objek sosial.
Karena laki-laki tak mengalami
penindasan kelamin, mereka tak akan mungkin mengerti dan secara konsisten
berjuang untuk pembebasan perempuan. Dari kenyataan bahwa setiap laki-laki
menikmati manfaatdari penindasan perempuan, mereka menyimpulkan bahwa laki-laki
adalah sumber penindasan perempuan dan adalah musuh utama laki-laki.
Konklusi logis dari feminisme radikal
adalah praktel politik yang terpisah, dimana pria mempunyai sedikit atau tidak
peranan untuk dimainkan dalam pembebasan permpuan. Mereka menentang partisipasi laki-laki dalam rally-rally dan
konferensi-konferensi menuntut hak perempuan , dan sering mengajukan lesbianisme
sebagai seksualitas konsisten secara politik bagi kaum feminis.
Dalam masyarakat kapitalis, seksisme
dijustifikasi oleh ide bahwa penindasan perempuan adalah alami atau tak dapat
terhindarkan. Halini adalah dalam rangjka untuk menutupi struktur sosial yang
menindas perempuan dan menumpulkan gerakan apapun dan merubahnya. Dengan
melokalisir sumber penindasan perempuan dalam biologi perempuan dan laki-laki,
feminisme radikal menerima ide bahwa
seksisme itu tak terhindarkan dan dalam hal ini ia adalah juga politik
kekalahan yang mendemoralisasikan gerakan feminis.
Dalam mencari solusi sebagai
separatisme ia juga mengisolasi gerakan, baik dengan pengasingan dengan
kelompok tertindas lain dan dari massa yang mendukung diantara perempuan.
Feminisme radikal sebagai trend telah
ada sejak awal 1970-an, tetapi dalam menghadapi
dominasi feminisme liberal dan membelokkan gerakan, ia muncul ke
akademia dan studi perempuan. Sebagaimana feminisme liberal gagal untuk
menghasilkan kesetaraan feminisme radikal menjelaskan tentang penindasan dan
pembebasan perempuan telah dimunculkan kembali dan mempunyai seruan spesial
yang mendesak bagi perempuan yang baru teradikalisir..
Karena sebagian besar perempuan
langsung mengalami seksisme datang dari tangan laki-laki secara individual,
atau karena mereka melihat kaum laki-laki menikmati penindasan perempuan dan
status perempuan, ide bahwa pria adalah persoalan tak terhindarkan lagi menjadi
kesimpulan bagi para feminis.
Tetapi dengan membangun teori yang
secara biologis menunjukkan dominasi pria, feminis radikal gagal untuk
menjelaskan karakter sosial penindasn perempuan. Hal ini mengabaikan
kenyataan bahwa kelas pekerja perempuan dan laki-laki mempunyai kepentingan
yang sama dalam menggulingkan masyarakat kapitalis.***
0 komentar:
Posting Komentar