Wujud
dan Mahiyyah
Wujud
adalah keberadaan atau ke-ada-an sesuatu. Sedang mahiyyah adalah keapaan
atau jawaban dari pertanyaan " apakah …..?" . Mahiyyah yang tak
memiliki wujud mempunyai sifat esensial mungkin ada dan mungkin tidak ada.
Keadaan ini disebut dengan keadaan kesamaan. Sedang wujud yang tak memiliki
mahiyyah tak terperikan dan tak terbatas walau dalam fikiran.
Wujud
itu tunggal
Ambil
dua sesuatu yang sebarang A dan B. Ketakberadaan A dan ketakberadaan B mempunyai
efek yang identik, karena ketakberadaan sesuatu artinya ketakberefekan sesuatu
tersebut. Karena itu keberadaan atau wujud A sama dengan keberadaan atau wujud
B. Ini dapat digeneralisasi dengan induksi sempurna pada segala hal. Jadi wujud
segala hal identik. Dan tidak mungkin sesuatu dalam pikiran manusia identik
melainkan dihasilkan oleh satu hal yang tunggal di alam eksternal. Seperti
halnya tidak mungkin satu telor dikeluarkan oleh lebih dari satu ayam betina.
Wujud
itu real, dan bukan mahiyyah yang real
Jika
mahiyyah yang real, maka bagaimana segala sesuatu (baca pula; segala mahiyyah)
meninggalkan keadaan kesamaan? Artinya, jika mahiyyah yang real, segala sesuatu
mungkin ada dan mungkin tidak ada dan tidak mesti ada. Padahal keberadaan
segala sesuatu yang telah lalu dan saat ini mesti, - mereka benar-benar telah
ada. Jadi ini adalah suatu kontradiksi yang mustahil terjadi.
Tuhan,
sumber wujud segala sesuatu, itu ada dan Ia adalah wujud.
Karena
wujud adalah sumber wujud bagi dirinya sendiri, dan ia pula adalah wujud
segala. Maka Tuhan ada, karena wujud ada. Sebuah tambahan argumen bahwa Tuhan
adalah wujud diberikan berikut ini. Jika Tuhan adalah sesuatu selain wujud,
maka pasti ia memerlukan sebab untuk meng-ada. Dan jika ia memerlukan sebab
untuk meng-ada, pasti ia bukan Tuhan, karena ada sesuatu yang menjadi sumber
wujud selain diri-Nya.
Wujud
itu tak terbatas.
Karena
sekiranya ia terbatas, maka pembatasnya hanyalah ketiadaan. Dan jelas ketiadaan
tidak memiliki keberadaan apa pun sehingga bisa berefek membatasi sesuatu.
Tuhan,
-yaitu wujud-, tak mungkin dipahami sepenuhnya oleh akal / mental manusia.
Karena
jika wujud dipahami sepenuhnya, - dalam seluruh aspek manifestasinya-, oleh
akal manusia artinya ia telah terbatas oleh akal manusia, sedang telah
dibuktikan bahwa wujud tidak terbatas, Mutlak dalam segala seginya.
Wujud
adalah Kesempurnaan.
Karena
wujud adalah realitas kesegalaan yang tunggal, maka Ia pasti paling sempurna
dari segi kediriannya sendiri, yang tak lain adalah dari segi kesegalaan. Dan
karena Ia adalah satu-satunya realitas kesegalaan yang ada, maka Ia - lah
satu-satunya kriteria kesempurnaan. Jadi wujud adalah Kesempurnaan itu sendiri.
Wujud
simpel (basith), -tidak tersusun atas bagian yang lebih kecil-, dan
karena itu murni immaterial.
Karena
sekiranya wujud tersusun atas bagian yang lebih kecil, maka bagian-bagian yang
lebih kecil tersebut apa? Apa-pun jawabannya pasti akan berakhir dengan
kesalahan logis petitio principii.
Debu-debu
kejamakan muncul dari mahiyyah.
Yang
muncul dari realitas pemikiran mental manusia, dan jelas tidak memiliki akar
realitas.
Wujud
ada dalam segala sesuatu, tanpa suatu persatuan (material) dan bukanlah segala
sesuatu, tanpa suatu perpisahan.
Karena
segala "selain" wujud tidak real, hanyalah bayangan, maka tidak
mungkin bisa didefinisikan persatuan dan perpisahan sesuatu yang real dan
sesuatu yang imajiner.
Dan,
wujud meliputi segala sesuatu.
Karena
wujud - lah yang mesti mendahului "selain"-nya tanpa kecuali. Wujud
lebih prior dibanding segala waktu dan segala ruang, lebih prior dibanding
segala substansi dan segala aksiden. Ke mana saja engkau menghadap di
situlah Wajah Allah.
Dan,
sesungguhnya dalam segala "selain" wujud pasti terdapat mahiyyah
pertama, yang sering disebut dengan Akal Pertama atau Nur Muhammad.
Karena
wujud tunggal tidak terbagi, yang pertama "muncul" darinya pasti
tunggal dan tidak terbagi pula, dan inilah yang disebut dengan mahiyyah
pertama.
Sehingga
dalam segala, terdapat Allah dan Muhammad, yakni wujud dan mahiyyah
pertama. Karena
seluruh "selain" wujud mesti muncul melewati jalur mahiyyah pertama
ini. Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat kepada Nabi, wahai
orang-orang yang beriman bersholawatlah padanya dan sampaikan keselamatan
padanya.
Wa allohu a’lam bi ash-showab
0 komentar:
Posting Komentar